Dalam
postingan kali ini saya akan membahas tentang prosesi pernikahan adat jawa.
Saya memposting ini karena terinspirasi dari pernikahan anak Sang Presiden
yaitu Kahiyang Ayu dan Bobby Siregar. Untuk kalian yang bersuku jawa, tentu
sudah familiar dengan prosesi pernikahan
adat jawa ini. Biasanya dipasang janur kuning melengkung di depan rumah sang
mempelai. Janur ini bermakna semacam siaran untuk memberitahu masyarakat luas
kalau ada pesta acara pernikahan.
Tata cara prosesi pernikahan adat
jawa dapat berlangsung lebih dari satu hari. Bahkan, pada zaman dahulu pesta
acara pernikahan bisa sampai 7 hari karena adanya pertunjukan wayang. Berikut
ini tahapan tata cara prosesi pernikahan adat jawa yang umum dilakukan oleh
masyarakat Jawa.
Sebelum memulai segala prosesi adat, orang Jawa yang ingin mengadakan acara pernikahan harus melewati proses pasang tarub, bleketepe, dan tuwuhan. Upacra ini lah yang mengawali setiap pernikahan adat Jawa.
Tarub yang dipasang di pagar memiliki
arti sebagai atap sementara atau peneduh rumah. Pemasangan tarub ini dibarengi
dengan pemasang bleketepe ini sebagai penanda rumah sedang melakukan acara
pernikahan.
Bleketepe yang terbuat dari anyaman
daun kelapa ini akan dipasangkan dengan tuwuhan. Tuwuhan dipasang di kiri dan
kanan gerbang biasanya isinya adalah tumbuh-tumbuhan. Salah satu yang wajib ada
adalah pisang raja, kelapa muda, batang padi, dan janur. Pemasangan bleketepe,
tarub, dan tuwuhan ini berisi harapan pasangan yang akan segera menikah.
Diharapakan calon pengantin memperoleh keturuan yang sehat, berbudi baik,
berkecukupan dan selalu bahagia.
Sungkeman mungkin jadi hal yang sudah sering didengar karena prosesi ini bukan hanya ada di prosesi pernikahan saja. Sungekeman ini bukti penghormatan kepada orang tua dan sesepuh. Prosesi ini biasanya terasa lebih intim karena sang calon mempelai akan meminta maaf dan meminta izin untuk segera menjalani kehidupan baru.
Siraman dimaknai sebagai penyucian diri atau membersihkan diri sebelum upacara sakral. Ritual siraman ini akan dilakukan oleh kedua orang tua dilanjutkan dengan kerabat dekat seperti kakek-nenek, pakde-bude, dan orang yang dituakan. Biasanya ada 7 orang yang akan menyiramkan air kepada calon pengantin. Orang-orang ini diwajibkan sudah menikah hal ini bertujuan meminta berkah dan doa pada pernikahan.
Salah satu acara yang paling dinanti pada acara pranikah adat Jawa adalah ritual midodareni. Prosesi ini dilakukan oleh calon mempelai wanita. Ia diharuskan berdiam diri di dalam kamar sejak pukul 18.00-24.00 biasanya sang mempelai dirias dengan riasan sederhana.
Calon pengantin wanita ini akan
ditemani ibu dan kerabat dekat yang semuanya wanita. Pada malam hari ada
prosesi tantingan yang dilakukan oleh ayah calon pengantin wanita. Ayah akan
menanyakan bagaimana kesiapan dan kamantapan hati sang putri untuk berumah
tangga.
Pada prosesi midodareni ini calon
pengantin pria akan datang ke rumah sang calon pengantin wanita. Tapi kedua
calon pengantin ini tidak boleh bertemu sama sekali. Calon pengantin pria yang
datang ke rumah ini mempunyai makna kesiapan pernikahan.
Di malam yang sama calon pengantin pria akan membawa srah-srahan ke rumah calon pengantin wanita. Srah-srahan ini biasanya berisi perhiasan, pakaian, alat mandi, alat sholat, make up, dan berbagai makanan tradisional. Biasanya di dalam srah-srahan ini juga ada setandan pisang raja yang memiliki arti berkah dan rasa syukur.
Setelah ijab kabul dilaksanakan prosesi pernikahan adat Jawa masih berlanjut. Prosesi setelah ijab kabul ini disebut dengan upacara panggih. Prosesi yang paling pertama dilakukan dalam panggih adalah balang gantal. Jika kamu pernah melihat pengantin saling melempar sirih inilah yang disebut dengan balang gantal.
Gantal dibuat dengan daun sirih yang
diisi dengan bunga pisang, kapur sirih, gambir dan tembakau hitam. Prosesi ini
dilangsungkan dengan cara pengantin berdiri di arah berlawan dan saring
melempar gantal. Ritual ini melambangkan kedua mempelai saling melempar kasih
sayang.
Ngindak endhong dalam bahasa
Indonesia mempunyai arti injak telur. Prosesi ini memiliki arti pengharapan
kedua pasangan baru untuk mendapatkan keturunan yang merupakan tanda cinta kasih.
Selain itu ini juga dilambangkan sebagai kesetiaan istri kepada suaminya.
Setelah prosesi injak telur selesai,
pengantin akan melanjutkan dengan prosesi sindur. Kain sindur akan dibentakan
kepada pengantin oleh ibu dan bersama-sama dituntun sang ayah berjalan menuju
pekaminan. Hal ini adalah pengharapan agar pengantin baru ini siap menghadapi
segala kesukaran dalam hidup.
Sebelum prosesi kacar-kucur
dilangsungkan ada prosesi timbangan dimana pasangan baru ini duduk di pangkuan
ayah mempelai wanita. Setelahnya baru dilangsungkan proses adat kacar-kucur,
mempelai pria akan mengucurkan biji-bijian dan uang receh yang disimbolkan
sebagai penghasilan. Ini menunjukkan pria bertanggung jawab untuk memberi
nafkah kepada keluarganya.
Proses suap-suapan atau
dulang-dulangan juga ada di prosesi pernikahan adat Jawa. Dulangan ini
mengandung arti kiasan kalau pasangan pria dan wanita diharapkan selalu rukun
dan pengertian.
Prosesi terakhir ini biasanya akan
berlangsung sangat meriah dan paling ditunggu. Bubak kawah ini biasanya
dilakukan saat mantu pertama. Ungkapan rasa syukur kedua orang tua karena
anaknya pertama kali menikah.
Keluarga menyiapakan peralatan dapur
yang dipasang pada pikulan yang kemudian diarak keliling tamu oleh ayah. Para
tamu biasanya ramai-ramai berbeut peralatan dapur ini karena mitosnya siapa
yang mendapatkan alat dapur ini bisa enteng jodoh.
Prosesi pernikahan adat Jawa ini
memang sangat rumit dan memerlukan waktu yang cukup panjang. Makanya sekarang
ini ada beberapa pernikahan Jawa yang hanya menggunakan sebagian prosesi saja.
Walaupun terkesan ribet seluruh prosesi ini memiliki arti yang sangat baik
yaitu mendoakan kehidupan pengantin baru selalu dilimpahi keberkahan dan
kemudahan.
Daftar Pustaka :
1. www.shopback.co.id/blog/pernikahan-adat-jawa
2. https://cara.pro/pernikahan-adat-jawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar